Learning Everytime, Everywhere !

Wednesday, May 25, 2011

Kemarin siang, saya mengikuti sebuah seminar di kampus saya STIE Malangkuçeçwara Malang dengan tema e-Learning. Apa itu e-Learning? Dilihat dari judulnya saja kita sudah mengetahui apa inti dari yang mau disampaikan oleh sang pembicara, Pak Ahmad Reza Pahlevi.

Ya, e-Learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya.

Lalu bagaimana caranya agar kita bisa menggunakan e-Learning tersebut? Ada beberapa syarat untuk merealisasikan kegiatan belajar elektronik atau e-Learning. Pertama, kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan. Dalam seminar tersebut, kata “jaringanini dibatasi pada penggunaan internet. Jaringan dapat saja mencakup LAN (Local Area Network) atau WAN (Wide Area Network). Syarat kedua adalah tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM, atau bahan cetak. Syarat ketiga adalah tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan.

Untuk syarat yang ketiga ini, dijelaskan lebih lanjut bahwa tutor atau dosen atau instruktur tersebut harus memiliki kelengkapan dalam merealisasikan e-Learning. Yang pertama, tentu saja instruktur harus mengerti dan benar-benar memahami tentang e-Learning. Hal ini merupakan kewajiban, karena pengajarnya saja tidak mengerti, bagaimana peserta belajarnya bisa memahami?

Kelengkapan kedua yang harus dimiliki instruktur adalah harus bisa mendesain dan mengembangkan materi kuliah yang interaktif sesuai dengan perkembangan teknologi baru.
 
Yang ketiga, instruktur harus bisa mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi secara elektronik.
 
Keempat, melakukan training dan praktek secara elektronik. Ada istilah Practice Makes Perfect, sehingga semakin banyak latihan, tentu kemampuan akan semakin bertambah.

Yang terakhir adalah instruktur harus bisa mengorganisir materi dalam format yang mudah untuk dipelajari. Banyak sekali program yang disediakan untuk belajar. Instruktur harus mengetahui format apa yang paling sesuai diaplikasikan dalam materinya agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik, tepat sasaran, dan mudah  dipahami.

Ada 3 strategi pengajaran dalam e-Learning:
1. Learning by doing. Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak dipelajari
Contoh : simulator penerbangan (flight simulator)
2. Incidental learning. Mempelajari sesuatu secara tidak langsung.
Contoh : mempelajari geografi dengan cara melakukan “perjalanan maya” ke daerah-daerah wisata. 
3. Learning by exploring. Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi terhadap subyek yang hendak dipelajari.

Lalu apa saja manfaat e-Learning bagi perguruan tinggi? Pak Reza menjelaskan bahwa dengan adanya e-Learning maka dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan dosen atau instruktur. Secara otomatis interaksi pembelajaran itu dapat terjadi dari mana dan kapan saja. Manfaat lain adalah mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran. Jika e-Learning dikembangkan secara benar dan efektif, maka akan meningkatkan kualitas lulusan dan kualitas perguruan tinggi tersebut. Hebat, bukan ?!?

Di kampus saya STIE Malangkuçeçwara ini, e-Learning sudah diterapkan, dan saya sudah merasakan banyak manfaatnya. Oleh karena itu, mari kita kembangkan terus budaya e-Learning!

0 comments:

Post a Comment