A Silent Letter

Thursday, January 27, 2011


Tersenyumlah saat engkau mengingatku,
karena saat itu aku sangat merindukanmu.
Dan menangislah saat engkau merindukanku,
karena saat itu aku tak berada di sampingmu.
Tetapi pejamkanlah mata indahmu itu,
karena saat itu aku akan terasa ada di dekatmu.
Karena aku telah berada di hatimu untuk selamanya,
tak ada yang tersisa lagi untukku selain kenangan-kenangan yang indah bersamamu.
Mata indah yang dengannya aku biasa melihat keindahan cinta,
mata indah yang dahulu adalah milikku.
Kini semuanya terasa jauh meninggalkanku.
Kehidupan terasa kosong tanpa keindahanmu.
Hati, cinta dan rinduku adalah milikmu.
Cintamu tak akan pernah membebaskanku.
Bagaimana mungkin aku terbang mencari cinta yang lain,
saat sayap-sayapku telah patah karenamu.
Cintamu akan tetap tinggal bersamaku.
Hingga akhir hayatku dan setelah kematianku.
Hingga tangan Tuhan akan menyatukan kita lagi.
Betapapun hati telah terpikat pada sosok terang dalam kegelapan yang tengah menghidupkan sinar untukku.
Namun tak dapat menyinari dan menghangatkan perasaanku yang sesungguhnya.
Aku tidak pernah bisa menemukan cinta yang lain selain cintamu.
Karena mereka tak tertandingi oleh sosok dirimu dalam jiwaku.
Engkau tak akan pernah terganti.
Bagai pecahan logam,
mengekalkan....
kesunyian....
kesendirian....
dan kesedihanku.
Kini aku telah kehilanganmu......

0 comments:

Post a Comment