Satu pertanyaan untuk judul ini : WHY oh WHYYYYY.....???
Oke, untuk pertama aku akan jelaskan tentang kampusku ini.
STIE Malangkuçeçwara termasuk salah satu kampus tertua di kota Malang. Kampus ini telah berhasil meluluskan 25.000 lebih sarjana ekonomi yang telah berhasil menempati posisi-posisi penting di bank-bank dan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia seperti Bank Indonesia, Bank BCA, Bank Danamon, BAnk Mandiri, Bank BNI 46, Bank BRI, Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Sinarmas, Bank CMB Niaga.
Apalagi dengan diterimanya Akreditasi A dan ISO 9001 yang membuktikan bahwa ABM - STIE MALANGKUCECWARA sebagai perguruan tinggi dengan prestasi terbaik di antara kampus-kampus unggulan lainnya.
Keren sekali kan? That's so cool !
Akan tetapi, semua kelebihan itu tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh mahasiswanya yang tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Dalam dunia pendidikan, motivasi untuk belajar adalah hal yang penting. Tanpa motivasi, mahasiswa tidak akan menjalani proses pembelajaran dengan baik.
Tentunya, motivasi tiap mahasiswa untuk mau belajar tidak ada yang sama.
Sebagai contoh, karena aku ingin menjadi Direktur yang sukses, maka aku berusaha mati-matian belajar ekonomi di STIE-MCE. Aku tidak pernah absen, selalu mengikuti pelajaran dengan seksama, dan juga membuat tugas dengan sepenuh hati ( sekali lagi ini cuma CONTOH) --> harusnya sih emang bener... <tapi agak lebay . haha>
Oleh karena itu, penting sekali adanya peningkatan motivasi mahasiswa untuk belajar di STIE-MCE. Kampus ini memiliki cukup banyak keunggulan dan kemudahan bagi para mahasiswanya, sehingga tinggal mahasiswanya yang memanfaatkan dengan baik segala kemudahan itu. Dengan pemanfaatan yang efektif itu maka kesuksesan akan mendatangi orang yang mau berusaha.
Di samping dari segi masing-masing siswanya, motivasi belajar juga dapat diusahakan dari pihak pengajar (dosen) sendiri. Beberapa contoh yang dapat dilakukan pengajar untuk memotivasi mahasiswanya adalah sbb :
a. Menjelaskan tujuan belajar kepada para mahasiswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
b. Hadiah. (wowwww..... sapa yang ga mau hadiah? kalo ada yg ga mau, give it to me! hohoho)
Berikan hadiah untuk mahasiswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, mahasiswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar mahasiswa yang berprestasi.
c. Pujian. (Sifat dasar semua manusia pasti ingin mendapatkan pujian)
Sudah sepantasnya mahasiswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. Jangan yang gak nyambung. ;P
d. Ciptakan saingan / kompetisi.
Adakan persaingan di antara mahasiswa untuk meningkatkan prestasi belajar, dan juga berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.e. Hukuman. (aw...aw...aw...)
Hukuman diberikan kepada mahasiswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar mahasiswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
Satu hal lagi yang saya lihat sejak menginjak dunia per-kampus-an, bahwa ternyata di kampus tidak seperti di sekolah yang ketat dan penuh peraturan. Di kampus cenderung lebih bebas, sehingga membuat tingkat kedisiplinan menjadi lebih rendah. Mungkin ada anggapan bahwa mahasiswa sudah dewasa daripada siswa, jadi mereka bisa mengatur diri sendiri. Tapi terkadang perlu juga diberlakukan hukuman agar lebih teratur sedikit... >,<
f. Pengajar membantu kesulitan belajar para mahasiswa secara individual maupun kelompok.
Untuk kampus saya tercinta STIE-MCE (eheemm...), menurut saya sudah cukup bagus dengan adanya program Dosen Pembimbing yang bisa secara personal membantu para mahasiswa yang kesulitan.
Jadi kesimpulannya, marilah kita tingkatkan motivasi belajar kita untuk belajar (terutama untuk mahasiswa STIE - MCE), karena itu semua demi kepentingan diri kita sendiri. Tidak ada yang dirugikan apabila kita malas kecuali diri kita sendiri yang rugi.
Bersyukurlah bahwa kita masih bisa terus mengenyam pendidikan sampai pada bangku kuliah, jadi mengapa kita sia-siakan kesempatan tersebut?
0 comments:
Post a Comment